Pamekasan, Halloberita.id – Di tengah gencarnya operasi Satgas Bea dan Cukai Madura memburu rokok tanpa pita cukai di berbagai daerah, publik justru dikejutkan oleh kabar bahwa rokok ilegal merek “54ryaku” masih bebas beredar di Kabupaten Pamekasan.
Produk yang dikemas menyerupai rokok legal itu diduga kuat diproduksi oleh jaringan keluarga besar seorang oknum aparat kepolisian yang berdinas di Polres Sampang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Halloberita.id, nama Johan, anggota polisi di Sampang, disebut-sebut berada di balik bisnis rokok ilegal tersebut bersama ayahnya Haji Arif dan adiknya Aldi, yang mengatur distribusi di lapangan.
Padahal, dalam dua pekan terakhir Satgas Bea Cukai yang kini dipimpin Novian Dermawan gencar melakukan razia di wilayah Madura, terutama Pamekasan. Namun, keberadaan merek “54ryaku” seolah tak tersentuh.
“Razia boleh tiap hari, tapi percuma kalau yang punya jaringan besar malah dilindungi. Masyarakat sudah tahu rokok 54ryaku ini milik keluarga oknum polisi. Kalau aparat sendiri ikut bermain, ya wajar Bea Cukai diam,” tegas Imron Sayyadi, aktivis Forum Pemantau Kebijakan Publik (FPKP) Madura, Jumat (3/10/2025).
Menurut Imron, publik mulai meragukan efektivitas razia yang dilakukan Satgas Bea Cukai. Sebab, di lapangan yang disasar justru warung kecil dan pengecer, bukan pabrik atau jaringan besar.
“Yang ditangkap selalu pedagang kecil, tapi produsennya yang jelas-jelas beroperasi di Madura tetap aman. Ini kesannya seperti sandiwara,” sindirnya.
Sementara itu, Lukman Hakim, pemerhati kebijakan fiskal di Madura, menyebut kondisi ini menunjukkan lemahnya koordinasi antara aparat penegak hukum dan instansi pengawas cukai. Ia menilai, jika benar ada keterlibatan oknum aparat dalam bisnis ilegal tersebut, maka pemerintah pusat harus segera turun tangan.
“Rokok ilegal seperti ini jelas merugikan negara miliaran rupiah. Tapi yang lebih parah, praktik semacam ini menampar wajah hukum kita. Kalau yang bermain aparat, siapa yang bisa menindaknya?” ujar Lukman.
Lukman menegaskan, Menteri Keuangan Purabaya Yudhi Sadewa perlu memerintahkan investigasi khusus terhadap kinerja Bea dan Cukai Madura. Sebab, menurutnya, publik sudah jenuh melihat operasi razia yang hanya menyasar kelas bawah, sementara bandar besar dibiarkan aman.
“Negara tidak boleh kalah dari mafia rokok ilegal. Kalau Bea Cukai serius, jangan cuma pamer razia di media. Tunjukkan nyali menindak yang besar,” tutupnya.
Peredaran rokok ilegal di Madura kini menjadi isu hangat yang tak lagi bisa ditutupi. Masyarakat menunggu langkah nyata Satgas Bea Cukai dan aparat penegak hukum, apakah benar-benar berani menyentuh jaringan besar di balik merek “54ryaku”, atau justru memilih diam di tengah kepungan kepentingan.












